Pengabdian Pelatihan Penggunaan Aplikasi PhET sebagai Laboratorium Virtual bagi Guru dan Siswa SD Inpres 2 Kawatuna Palu

Palu – Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako melaksanakan kegiatan bertajuk “Pelatihan Penggunaan Aplikasi PhET sebagai Laboratorium Virtual bagi Guru dan Siswa SD Inpres 2 Kawatuna Palu”. Kegiatan ini bertujuan membekali guru dan siswa dengan keterampilan memanfaatkan teknologi simulasi interaktif untuk mendukung pembelajaran sains secara efektif, terutama di lingkungan sekolah dasar yang memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium.

Kegiatan yang berlangsung di SD Inpres 2 Kawatuna ini dipimpin oleh Syamsuriwal, S.Pd., M.Pd. selaku ketua tim. Adapun anggota tim meliputi Prof. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si, Dr. Nurjannah, S.Pd., M.Pd., Ielda Paramita, S.Pd., M.Pd., Muhammad Jarnawi, S.Pd., M.Pd., dan Rudi Santoso, S.Pd., M.Pd.. Turut berpartisipasi pula dua mahasiswa, Putri Hardianti dan Susi, yang membantu dalam pendampingan teknis peserta.

Dalam sambutannya, Syamsuriwal menjelaskan bahwa penggunaan PhET Interactive Simulations memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk melakukan eksperimen virtual yang aman, murah, dan fleksibel. “Aplikasi ini dapat digunakan untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dalam sains dan fisika, yang seringkali sulit dijelaskan hanya dengan metode ceramah atau gambar statis,” ujarnya.

Pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, guru-guru diperkenalkan pada berbagai fitur PhET, mulai dari cara mengakses melalui internet hingga mengunduh dan menjalankan simulasi secara offline. Mereka juga diajarkan cara mengintegrasikan simulasi tersebut ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.

Pelatihan Penggunaan Aplikasi PhET sebagai Laboratorium Virtual bagi Guru dan Siswa SD Inpres 2 Kawatuna Palu

Sesi kedua melibatkan siswa dalam praktik langsung menggunakan PhET. Dengan bimbingan tim pengabdian dan guru pendamping, siswa mencoba beberapa simulasi sederhana seperti Balancing Act, Circuit Construction Kit, dan Gravity Force Lab. Kegiatan ini membuat siswa antusias karena mereka dapat bereksperimen dan mengamati perubahan secara real-time di layar komputer.

Guru-guru peserta pelatihan menyambut baik kegiatan ini. Salah satu guru mengungkapkan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru dalam penggunaan teknologi pembelajaran. “Kami merasa terbantu sekali, karena selama ini praktikum terbatas oleh alat dan bahan. Dengan PhET, kami bisa memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya bagi siswa,” katanya.

Kepala SD Inpres 2 Kawatuna menyampaikan apresiasi dan berharap pelatihan seperti ini dapat berlanjut di masa depan. Menurutnya, penguasaan teknologi pembelajaran menjadi salah satu kunci meningkatkan kualitas pendidikan dasar.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan penyerahan modul pelatihan kepada pihak sekolah sebagai panduan lanjutan. Tim pengabdian berharap keterampilan yang diperoleh guru dapat diterapkan secara berkelanjutan, dan siswa semakin termotivasi mempelajari sains melalui pendekatan yang interaktif dan menyenangkan.

Terkait