
Parigi, Sulawesi Tengah – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika (HIMAFI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako kembali menggelar kegiatan tahunan bertajuk Fisika Mengabdi 2025. Program ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat melalui aksi peduli lingkungan, edukasi, dan penguatan kebersamaan dengan warga. Tahun ini, kegiatan terpusat di Desa Pelawa Baru, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada 9–11 Agustus 2025.
Ketua Panitia, Erwin A., menjelaskan bahwa tema besar Fisika Mengabdi tahun ini adalah “Menguatkan Kepedulian, Menumbuhkan Aksi Nyata”. “Kami ingin hadir di tengah masyarakat bukan hanya untuk belajar, tetapi juga untuk memberikan manfaat. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa, dosen, pemerintah daerah, dan warga desa dalam rangka mempererat hubungan akademisi dengan masyarakat,” ujarnya saat ditemui di lokasi pembukaan di FKIP Untad, Palu.
Kegiatan dibuka secara resmi di Gedung FKIP 07, kampus Universitas Tadulako. Pembukaan berlangsung hangat, dimulai pukul 08.00 WITA, dengan rangkaian acara seperti sambutan Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika, doa bersama, dan pengenalan peserta. Setelah pembukaan, rombongan HIMAFI langsung berangkat menuju Parigi untuk memulai rangkaian kegiatan inti.
Setibanya di Parigi, para peserta beristirahat sejenak sebelum melapor ke pemerintah desa. Kepala Desa Pelawa Baru, Sarfan, menyambut hangat kedatangan mahasiswa. Ia menyampaikan apresiasi atas dipilihnya desa mereka sebagai lokasi kegiatan, serta berharap kegiatan ini memberi dampak positif jangka panjang bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Menjelang sore, peserta melaksanakan salat Ashar berjamaah, dilanjutkan dengan sesi hiburan bersama warga. Suasana akrab mulai terbangun ketika mahasiswa dan warga bercengkerama sambil menikmati alunan musik sederhana di balai desa. Setelah waktu Maghrib dan makan malam bersama, HIMAFI mengadakan Bina Akrab—sebuah kegiatan perkenalan dan penguatan tim antar peserta dan warga muda desa. Malam ditutup dengan briefing persiapan kegiatan esok hari dan keberangkatan ke Pulau Kapuk, salah satu destinasi alam terdekat, untuk menginap.
Fajar Minggu (10/8) diawali dengan salat Subuh berjamaah dan bersih-bersih lingkungan sekitar tempat menginap. Pagi itu, HIMAFI menggelar senam Tobelo dan Pramuka di lapangan desa, yang diikuti antusias oleh anak-anak dan orang tua.
Usai senam, peserta bersiap menanam pohon mahoni di beberapa titik strategis desa. Kegiatan ini didukung penuh oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang menyediakan bibit. Penanaman dilakukan dengan melibatkan warga secara langsung, sebagai upaya nyata penghijauan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Siang harinya, setelah istirahat dan makan siang, HIMAFI memulai sesi Penyampaian Lomba-Lomba untuk anak-anak dan remaja desa. Lomba ini dirancang untuk menghibur sekaligus mempererat interaksi sosial. Menjelang sore, panitia mempersiapkan alat-alat lomba untuk hari berikutnya. Malam harinya kembali diisi dengan hiburan dan perjalanan singkat ke Pulau Kapuk untuk menikmati suasana alam.
Senin (11/8) dimulai dengan rutinitas Subuh dan sarapan bersama. Pagi itu, HIMAFI menjalankan program Go To School, yaitu kunjungan ke sekolah setempat untuk berbagi inspirasi, motivasi, dan wawasan tentang pentingnya pendidikan, khususnya di bidang sains dan fisika.
Menjelang siang, rombongan bergerak menuju lokasi penanaman mangrove di wilayah pesisir desa. Dengan panduan dari DLH, mahasiswa dan warga menanam bibit mangrove yang diharapkan dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi dan menjadi ekosistem baru bagi biota laut.
Sore harinya, suasana desa dipenuhi tawa anak-anak yang mengikuti berbagai lomba seperti membawa kelereng dengan sendok, lari karung, dan mengambil karet dari tepung menggunakan sedotan. Lomba-lomba sederhana ini disambut meriah, menciptakan keceriaan yang sulit dilupakan.
Puncak acara ditandai dengan pembagian hadiah kepada pemenang lomba, dilanjutkan penutupan resmi. Dalam sambutannya, perwakilan HIMAFI menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat warga desa dan dukungan semua pihak.
Acara diakhiri dengan hiburan malam dan sesi sayonara, yang menjadi momen emosional perpisahan. Banyak warga, khususnya anak-anak, yang tampak berat melepas kepergian para mahasiswa.
Fisika Mengabdi 2025 bukan sekadar program pengabdian, melainkan jembatan yang mempertemukan dunia akademik dan kehidupan masyarakat. Sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dinas terkait, dan warga setempat menciptakan rangkaian kegiatan yang bermanfaat secara sosial, edukatif, dan lingkungan.
Menurut Ketua Panitia, salah satu capaian terbesar kegiatan ini adalah terbangunnya kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan dan menanamkan nilai kebersamaan. “Kami tidak hanya membawa pulang pengalaman berharga, tetapi juga meninggalkan jejak kontribusi yang dapat terus dirasakan warga,” kata Erwin.
Kepala Desa Sarfan juga menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk melanjutkan kolaborasi dengan HIMAFI maupun pihak kampus di masa depan. “Kegiatan seperti ini memberi semangat baru bagi warga kami. Kami senang jika mahasiswa kembali dengan program-program lainnya,” ungkapnya.
Dengan berakhirnya Fisika Mengabdi 2025, HIMAFI berharap semangat gotong royong, kepedulian lingkungan, dan kemajuan pendidikan yang diusung dalam kegiatan ini dapat terus berlanjut, baik di Desa Pelawa Baru maupun di tempat-tempat lain yang akan menjadi lokasi kegiatan di masa depan.