
Mendalami pemahaman konsep-konsep kemagnetan dan induksi elektromagnetik, mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako melaksanakan kegiatan praktikum kreatif pada mata kuliah Fisika Dasar 2 . Kali ini, mereka diberikan tugas untuk mengaplikasikan Hukum Faraday tentang Induksi Elektromagnetik dalam bentuk eksperimen yang direkam dan disajikan dalam video.
Kegiatan ini berlangsung selama dua pekan dan diampu langsung oleh tim pengajar terdiri dari Prof. Jusman sebagai narasumber utama dan Rizky Ilmianih, M.Sc. sebagai asisten pembimbing. Dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek, para mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk merancang, melaksanakan, merekam, dan menganalisis eksperimen sederhana yang membuktikan prinsip-prinsip dasar Hukum Faraday.
“Tugas ini dirancang agar mahasiswa tidak hanya memahami teori secara konseptual, tetapi juga mampu menerapkannya dalam eksperimen nyata serta menyampaikannya secara visual dan jelas,” ujar Prof. Jusman saat memberikan pengarahan awal kepada peserta.
Setiap kelompok diminta untuk membuat eksperimen sederhana menggunakan alat dan bahan yang mudah didapat seperti kumparan, magnet batang, galvanometer atau multimeter, kabel penghubung, hingga lampu LED kecil. Mereka harus menunjukkan bagaimana perubahan fluks magnetik dapat menghasilkan GGL induksi sesuai dengan bunyi Hukum Faraday: “Gaya gerak listrik induksi akan timbul pada suatu penghantar jika terjadi perubahan fluks magnetik yang melewatinya. ”
Salah satu kelompok yang mendapat apresiasi tinggi adalah kelompok yang berhasil menampilkan eksperimen dengan variasi jumlah lilitan kumparan dan kecepatan gerakan magnet. Video mereka tidak hanya menunjukkan hasil eksperimen secara detail, tetapi juga dilengkapi dengan narasi dalam bahasa Indonesia yang runtut, animasi penjelas konsep, serta grafik data hasil pengamatan.
“Kami belajar banyak hal dari proses ini. Selain penguasaan konsep fisika, kami juga dilatih dalam kerja tim, manajemen waktu, teknik penyuntingan video, dan cara menyampaikan informasi ilmiah secara menarik,” kata Andi Pramudya, salah satu anggota kelompok tersebut.
Sebelumnya, Prof. Jusman telah memberikan kuliah singkat mengenai fenomena induksi elektromagnetik, sejarah penemuan Hukum Faraday, serta aplikasi prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, seperti generator listrik, transformator, dan dinamo sepeda. Setelah itu, Rizky Ilmianih memberikan panduan teknis tentang cara merancang eksperimen sederhana, termasuk keselamatan laboratorium, penggunaan alat ukur, dan metode pengambilan data.
Setelah selesai merekam eksperimen, setiap kelompok wajib mengedit video menjadi durasi maksimal 10 menit, lengkap dengan narasi, subjudul, dan analisis data. Hasil akhirnya kemudian dikumpulkan dalam bentuk unggahan ke kanal YouTube resmi Prodi Pendidikan Fisika Universitas Tadulako, sehingga bisa diakses oleh siswa SMA, guru, maupun masyarakat umum yang tertarik pada pembelajaran fisika interaktif.
Menurut Rizky Ilmianih, penggunaan video sebagai media penyampaian hasil eksperimen sangat efektif karena melatih mahasiswa dalam komunikasi ilmiah, literasi digital, dan presentasi visual. “Selain mengevaluasi pemahaman mereka tentang konsep fisika, kami juga menilai kemampuan mereka dalam menyusun skrip, editing, dan menyampaikan informasi secara jelas dan menarik,” jelasnya.
Pada sesi presentasi hasil tugas, setiap kelompok mempresentasikan video mereka di depan kelas. Tim pengajar memberikan umpan balik berupa masukan konstruktif, baik dari segi akurasi konsep fisika, kreativitas eksperimen, maupun kualitas produksi video.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari mahasiswa. Banyak dari mereka mengaku lebih mudah memahami konsep Hukum Faraday ketika mencoba sendiri dalam bentuk eksperimen daripada hanya membaca buku atau mendengarkan kuliah. Selain itu, mereka merasa bahwa kemampuan membuat video edukasi akan sangat berguna ketika mereka nanti menjadi guru di sekolah.
Dr. Haeruddin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, menyambut baik inovasi pembelajaran ini. Menurutnya, pendekatan semacam ini sangat relevan dengan tuntutan pembelajaran abad ke-21 yang menekankan pentingnya kolaborasi, kreativitas, komunikasi, dan pemikiran kritis.
“Kami bangga atas semangat dan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ini. Ini adalah contoh nyata bagaimana pembelajaran fisika bisa menjadi lebih hidup, kontekstual, dan inovatif,” tuturnya.
Ke depannya, program studi berencana untuk terus mengembangkan metode pembelajaran berbasis proyek dan teknologi dalam berbagai mata kuliah lainnya, guna meningkatkan mutu lulusan yang siap menjadi pendidik sains yang profesional dan berdaya saing tinggi.