Palu, Sulawesi Tengah – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh Universitas Tadulako melalui salah seorang dosen terbaiknya, Prof. Dr. Unggul Wahyono, M.Si., dari Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Tadulako. Dengan kerja keras, dedikasi, dan kontribusi akademik yang luar biasa, beliau berhasil meraih gelar Guru Besar dalam bidang Ilmu Pengembangan Kurikulum, dengan fokus penelitian pada mitigasi bencana.
Pengukuhan sebagai Guru Besar tidak hanya mencerminkan puncak karier akademik seseorang, tetapi juga menjadi bukti pengaruh besar beliau dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan dan mitigasi bencana.
Prof. Dr. Unggul Wahyono memulai karier akademiknya lebih dari dua dekade lalu, dengan minat mendalam pada bidang pengembangan kurikulum dan aplikasinya dalam berbagai konteks, terutama dalam pendidikan berbasis mitigasi bencana. Latar belakang fisika yang kuat dan ketertarikan pada pendidikan membuat beliau menjelajahi cara-cara inovatif untuk menjembatani teori pendidikan dengan kebutuhan praktis di lapangan.
“Bagi saya, kurikulum bukan sekadar dokumen pembelajaran, tetapi alat strategis untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan, termasuk tantangan alam seperti bencana,” ujar Prof. Unggul dalam salah satu wawancaranya.
Indonesia adalah negara yang rawan bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, tsunami, hingga tanah longsor. Sebagai seorang akademisi yang tinggal di daerah rawan bencana seperti Palu, Sulawesi Tengah, Prof. Unggul Wahyono menyadari pentingnya pendidikan sebagai alat mitigasi bencana.
Penelitiannya banyak difokuskan pada pengembangan kurikulum berbasis mitigasi bencana, yang dirancang untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu mereka memahami risiko bencana dan bagaimana cara menghadapinya.
Salah satu model kurikulum yang beliau kembangkan adalah integrasi pembelajaran mitigasi bencana ke dalam mata pelajaran fisika. Misalnya, konsep-konsep fisika seperti gelombang digunakan untuk menjelaskan fenomena tsunami, atau prinsip tekanan fluida diajarkan dalam konteks memahami banjir.
“Kurikulum yang relevan dengan konteks kehidupan siswa dapat membuat pembelajaran lebih bermakna. Ketika siswa belajar tentang bencana alam melalui pendekatan ilmiah, mereka tidak hanya memahami konsep fisika, tetapi juga bagaimana bertindak jika bencana terjadi,” jelasnya.
Sebagai akademisi yang produktif, Prof. Unggul telah menghasilkan lebih dari 50 publikasi ilmiah yang diterbitkan di jurnal nasional dan internasional. Beberapa penelitian unggulannya meliputi:
Salah satu artikel unggulannya, yang membahas tentang implementasi kurikulum mitigasi bencana di sekolah menengah, telah menjadi rujukan bagi banyak akademisi dan praktisi pendidikan di Indonesia.
Selain berkontribusi di bidang penelitian dan pengajaran, Prof. Unggul juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Ia sering mengadakan pelatihan untuk guru, siswa, dan masyarakat umum tentang mitigasi bencana, terutama di daerah rawan seperti Palu dan sekitarnya.
Setelah gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu pada tahun 2018, Prof. Unggul terlibat langsung dalam berbagai program pemulihan pendidikan. Salah satunya adalah mengadakan pelatihan untuk guru-guru lokal tentang cara mengintegrasikan pendidikan mitigasi bencana ke dalam pembelajaran.
“Kami ingin memastikan bahwa tragedi ini menjadi pelajaran berharga. Melalui pendidikan, kita bisa membangun masyarakat yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana,” ungkap Prof. Unggul.
Program pengabdiannya tidak hanya berfokus pada sekolah, tetapi juga mencakup pelatihan masyarakat umum tentang langkah-langkah evakuasi, cara membaca tanda-tanda bencana, dan pentingnya perencanaan darurat.
Sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Fisika, Prof. Unggul juga memberikan perhatian besar pada pengembangan kurikulum di program studi tersebut. Ia menjadi salah satu penggerak utama dalam merancang kurikulum yang menekankan pada pendekatan interdisipliner, menghubungkan fisika dengan isu-isu sosial seperti bencana alam.
“Mahasiswa fisika tidak hanya harus memahami teori, tetapi juga bagaimana teori tersebut dapat diterapkan untuk memecahkan masalah nyata, termasuk masalah bencana,” tuturnya.
Ia juga menginisiasi mata kuliah khusus yang mengajarkan mahasiswa tentang peran fisika dalam mitigasi bencana, dari teori hingga praktik lapangan.
Pencapaian Prof. Unggul Wahyono sebagai Guru Besar mendapatkan apresiasi luas, baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat. Rektor Universitas Tadulako, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pencapaian ini adalah bukti dedikasi luar biasa Prof. Unggul terhadap pendidikan dan masyarakat.
“Prof. Unggul telah memberikan kontribusi yang luar biasa tidak hanya untuk Universitas Tadulako, tetapi juga untuk masyarakat luas melalui penelitian dan pengabdian yang relevan dengan kebutuhan lokal. Gelar Guru Besar ini sangat layak bagi beliau,” kata Rektor.
Selain pengakuan akademik, karya-karya Prof. Unggul juga mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga. Salah satunya adalah penghargaan atas kontribusinya dalam program mitigasi bencana berbasis pendidikan di Sulawesi Tengah.
Meskipun telah mencapai gelar Guru Besar, Prof. Unggul tidak berhenti untuk terus berkontribusi. Ia memiliki rencana untuk memperluas penelitian dan pengabdian di bidang mitigasi bencana, termasuk menjalin kolaborasi dengan universitas lain, baik di dalam maupun luar negeri.
“Bencana adalah tantangan global. Saya berharap dapat berkolaborasi dengan lebih banyak pihak untuk menciptakan solusi yang lebih baik melalui pendidikan,” ujar Prof. Unggul.
Salah satu fokus rencananya adalah mengembangkan platform digital untuk pendidikan mitigasi bencana, yang dapat diakses oleh guru dan siswa di seluruh Indonesia.
Capaian Prof. Unggul Wahyono sebagai Guru Besar tidak hanya menjadi kebanggaan Universitas Tadulako, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan generasi muda. Banyak mahasiswa yang mengaku terinspirasi oleh semangat dan dedikasi beliau.
“Prof. Unggul adalah sosok yang sangat menginspirasi. Beliau selalu mendorong kami untuk berpikir kritis dan mencari cara agar fisika dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” kata salah seorang mahasiswa.
Pencapaian Prof. Dr. Unggul Wahyono, M.Si. sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pengembangan Kurikulum dengan fokus pada mitigasi bencana adalah bukti nyata bahwa pendidikan dapat menjadi alat yang kuat untuk menciptakan perubahan.
Dengan dedikasi, kerja keras, dan visi yang jelas, Prof. Unggul tidak hanya mengangkat nama Universitas Tadulako, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas.
Semoga capaian ini menjadi inspirasi bagi pendidik dan peneliti lainnya untuk terus berinovasi dan memberikan dampak positif bagi masa depan Indonesia. Universitas Tadulako bangga memiliki sosok inspiratif seperti beliau.