
Di tengah sengatan mentari pagi yang hangat dan deburan ombak yang tenang, puluhan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (UNTAD) memulai langkah baru dalam perjalanan akademik mereka. Bukan hanya belajar teori di kelas, kali ini mereka turun langsung ke lapangan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu lingkungan hidup dalam sebuah praktikum berbasis eksplorasi alam.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai Kamis hingga Sabtu, 11–13 Juni 2025, di Desa Toaya, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Sebuah desa pesisir yang kaya akan potensi ekosistem darat dan laut, menjadi latar tempat para calon guru fisika ini menempa diri melalui pengalaman pembelajaran nyata di alam bebas.
Praktikum ini merupakan bagian dari matakuliah Kajian Lingkungan Hidup , yang bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman holistik tentang dinamika lingkungan serta pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika, Dr. Haeruddin, menyambut baik penyelenggaraan praktikum ini sebagai upaya mendorong mahasiswa untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan sekaligus mengasah kemampuan observasi dan analisis mereka.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya mengenal konsep-konsep lingkungan dari buku atau kuliah saja, tetapi bisa melihat langsung, merasakan, dan bahkan mengukur sendiri fenomena alam tersebut,” ujar Dr. Haeruddin saat membuka kegiatan.
Dibimbing oleh tim dosen yang kompeten, praktikum dipimpin oleh Ketua Pelaksana Muhammad Zaki, M.Pd., didampingi oleh Muhammada Jarnawi, M.Pd., Wahyuni, M.Pd., Miftah, M.Pd., Dr. Syekh Zainal, M.Pd., Muhammad Sabran, M.Pd., dan Pahriadi, M.Pd. Dengan pendekatan kolaboratif dan pembelajaran aktif, para dosen memberikan panduan teknis sekaligus mendampingi mahasiswa dalam setiap tahapan pengamatan.
Salah satu fokus utama dalam praktikum ini adalah pengukuran gelombang laut , aktivitas yang menghubungkan antara fisika dan oceanografi. Dengan menggunakan alat sederhana dan metode visual, mahasiswa mengamati pola pasang-surut, tinggi gelombang, serta energi yang tersimpan dalam gerakan air laut. Aktivitas ini memberikan wawasan mendalam tentang potensi energi terbarukan dari laut, sekaligus tantangan lingkungan seperti abrasi dan intrusi air laut.
Selain itu, mahasiswa juga melakukan analisis sedimentasi di wilayah pesisir. Melalui pengambilan sampel dan pengamatan tekstur tanah, mereka mencoba memahami proses pengendapan sedimen dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Ini menjadi penting karena sedimentasi bisa menjadi indikator adanya erosi atau perubahan kondisi lingkungan akibat aktivitas manusia.
Pada bagian sungai, mahasiswa melakukan pengamatan arus sungai . Dengan bantuan alat ukur arus (current meter ) dan metode pelacakan laju aliran, mereka belajar tentang dinamika air tawar, pola drainase, serta hubungannya dengan siklus hidrologi secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan nantinya akan menjadi bahan diskusi dan analisis lebih lanjut dalam laporan akhir.
Tidak ketinggalan, mahasiswa juga melakukan inventarisasi keragaman fauna dan flora di area pesisir dan hutan sekunder sekitar Desa Toaya. Dengan menggunakan metode transek dan kuadrat sampling, mereka mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan, burung, serangga, dan hewan kecil lainnya yang hidup di habitat tersebut. Aktivitas ini membantu mereka memahami pentingnya keberagaman hayati dan perannya dalam menjaga stabilitas ekosistem.
Bagi banyak peserta, praktikum ini menjadi pengalaman tak terlupakan. “Saya jadi lebih sadar bahwa alam itu begitu kompleks dan penuh informasi. Setiap gelombang, setiap daun, dan setiap butir pasir punya cerita tersendiri,” tutur salah seorang mahasiswa bernama Andi Riska.
Dr. Syekh Zainal, salah satu dosen pembimbing, menilai bahwa praktikum semacam ini sangat relevan dengan visi pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman langsung. “Mahasiswa diajak untuk melihat dunia sebagai laboratorium raksasa. Di sinilah mereka belajar tidak hanya ilmu, tapi juga nilai-nilai kepedulian lingkungan,” katanya.
Sebagai penutup kegiatan, semua data dan hasil pengamatan dirangkum dalam bentuk laporan kelompok yang disertai dengan refleksi pembelajaran. Hasil ini nantinya akan menjadi referensi bagi pengembangan kurikulum dan rencana aksi lingkungan di masa depan.
Melalui praktikum lapangan ini, FKIP UNTAD semakin menunjukkan komitmen dalam menciptakan pendidik yang tidak hanya unggul dalam bidang sains, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dan lingkungan. Harapannya, para mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu menyebarluaskan pentingnya menjaga kelestarian alam kepada generasi muda di masa mendatang.