
“Membangun Sekolah yang Lebih Humanis melalui Manajemen Berbasis Sekolah”
Palu, Mei 2025 — Dalam rangka mengaplikasikan teori manajemen pendidikan di dunia nyata, mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako melakukan kajian mendalam terhadap penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMA Negeri 2 Palu . Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah , yang dibimbing langsung oleh Dr. Haeruddin dan Andi Ulfa Khuzaimah, M.Pd.
Melalui penelitian berjudul “Implementation of School-Based Management in Creating a Healthy Learning Climate at SMA Negeri 2 Palu” , kelompok mahasiswa yang terdiri dari Nurul Azizah Laeto, Khusnul Bilfat, Anggi Triani , dan Regina Chalista Agata Tolokon berhasil mengungkap bagaimana sekolah menerapkan prinsip desentralisasi pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan, dengan fokus pada aspek sosial emosional dan kesehatan mental siswa .
Dalam pelaksanaannya, MBS memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah untuk merancang program-program sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Di SMA Negeri 2 Palu, pendekatan ini telah mulai diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sekolah, termasuk proses pembelajaran, pengelolaan konflik, serta penyediaan layanan kesehatan fisik dan mental.
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah adanya upaya guru-guru dalam menerapkan pembelajaran diferensiatif , yaitu strategi pembelajaran yang mempertimbangkan perbedaan individu siswa, baik dari segi kemampuan akademik, gaya belajar, maupun kondisi emosional. Pendekatan ini membantu menciptakan suasana kelas yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan seluruh potensi siswa.
Selain itu, para guru juga menggunakan pendekatan mediasi dalam menyelesaikan konflik antarsiswa , alih-alih hanya mengandalkan sanksi atau hukuman disipliner. Mediasi dilakukan dengan melibatkan semua pihak terkait, sehingga dapat menciptakan solusi yang saling menguntungkan dan menjaga hubungan sosial yang harmonis di lingkungan sekolah.
Di bidang kesehatan, SMA Negeri 2 Palu memiliki sejumlah program yang cukup lengkap, seperti:
Namun demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program tersebut sering kali tidak konsisten karena keterbatasan sumber daya, kurangnya partisipasi aktif dari seluruh elemen sekolah, serta belum adanya sistem evaluasi yang terukur.
“Kami menemukan bahwa meskipun programnya sudah cukup baik, masih ada tantangan dalam hal keberlanjutan dan pemerataan akses,” ujar Nurul Azizah Laeto saat mempresentasikan hasil penelitiannya di ruang kelas FKIP Universitas Tadulako.
Berdasarkan temuan yang didapatkan, mahasiswa merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas implementasi MBS di SMA Negeri 2 Palu, antara lain:
Kegiatan ini menjadi pengalaman penting bagi para mahasiswa dalam memahami peran mereka sebagai calon guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga ikut menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan mendukung pertumbuhan siswa secara holistik .
“Kami sadar bahwa menjadi guru bukan hanya soal menyampaikan materi, tapi juga bagaimana kita bisa menjadi pendamping, fasilitator, dan agen perubahan bagi perkembangan peserta didik,” kata Khusnul Bilfat, salah satu anggota tim peneliti.
Penelitian ini menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa pendidikan fisika tidak hanya berkutat pada ilmu eksakta, tetapi juga peduli terhadap isu-isu pendidikan dan pengelolaan sekolah yang lebih luas. Melalui lensa MBS, mereka belajar bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari prestasi akademik, tetapi juga dari bagaimana sekolah mampu menciptakan iklim belajar yang sehat dan manusiawi.