
“Merapikan Alat, Pengabdian Matakuliah Manajemen Laboratorium di SMA 5 Palu!”
Palu, Mei 2025 — Sebagai bagian dari mata kuliah Pengelolaan Laboratorium , mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako turun langsung ke lapangan untuk melakukan inventarisasi alat dan penataan ruang laboratorium di SMA Negeri 5 Palu . Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata dalam mengelola fasilitas praktikum secara profesional serta meningkatkan kualitas lingkungan belajar sains di sekolah.
Dalam sesi ini, para mahasiswa tidak hanya belajar teori tentang tata kelola laboratorium, tetapi juga terjun langsung melakukan pendataan alat, memeriksa kondisi peralatan, serta merancang sistem penataan ulang ruang laboratorium agar lebih efektif dan aman digunakan oleh siswa maupun guru.
Setiap alat dicatat dengan lengkap, mulai dari jenisnya, jumlah, kondisi fisik, hingga fungsinya. Selain itu, mereka juga membuat peta zonasi laboratorium berdasarkan jenis eksperimen—seperti zona mekanika, listrik-magnet, optik, dan termofisika—agar proses pembelajaran praktik dapat berjalan lebih terarah.
“Ini adalah salah satu cara kita menyiapkan calon guru yang tidak hanya paham ilmu fisika, tapi juga mampu menjadi manajer laboratorium yang baik,” ujar salah satu dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Laboratorium.
Mahasiswa bekerja sama dengan guru-guru sains dan staff teknis di SMA Negeri 5 Palu untuk memastikan inventarisasi dan penataan dilakukan secara akurat dan sesuai kebutuhan sekolah. Proses ini juga menjadi ajang silaturahmi sekaligus media edukasi bagi pihak sekolah tentang pentingnya pengelolaan laboratorium yang tertib dan terstruktur.
Salah satu guru sains di SMA tersebut, Pak Asrul, menyambut positif kehadiran mahasiswa.
“Selama ini kami kesulitan mengatur alat karena keterbatasan waktu dan tenaga. Dengan bantuan mahasiswa, laboratorium jadi lebih rapi dan mudah diakses saat akan digunakan,” ujarnya.
Setelah selesai melakukan inventarisasi dan reorganisasi ruang, mahasiswa menyusun laporan lengkap berupa daftar inventaris terbaru, rekomendasi perbaikan, serta usulan pengadaan alat tambahan jika dibutuhkan. Laporan ini kemudian diserahkan kepada pihak sekolah sebagai dokumen resmi pengelolaan laboratorium.
Beberapa mahasiswa bahkan mencatat peluang untuk pengembangan lanjutan, seperti penggunaan sistem informasi digital dalam pencatatan alat atau pengadaan alat peraga inovatif berbasis teknologi.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung dalam pengelolaan laboratorium, tetapi juga diajarkan nilai-nilai kerja sama, ketelitian, tanggung jawab, serta peduli terhadap fasilitas pendidikan. Hal ini sangat penting untuk membentuk calon guru yang siap menjaga dan mengoptimalkan potensi laboratorium sebagai wahana pembelajaran sains yang interaktif dan bermakna.