
“Dari Ide Sederhana, Lahir Inovasi Bernilai Tinggi!”
Palu, Mei 2025 — Dalam upaya meningkatkan keterampilan teknis dan inovasi mahasiswa di bidang pengembangan alat ukur, Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako menggelar proyek akhir dalam mata kuliah Instrumentasi . Kali ini, para mahasiswa diberikan tantangan untuk merancang dan membuat alat ukur jarak serta alat ukur ketinggian sederhana , yang dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran maupun alat bantu praktikum fisika.
Proyek ini dibina langsung oleh dua dosen andal, yaitu Dr. Sahrul Saehana dan Ketut Alit Adi Untara, M.Pd. , yang selama ini dikenal aktif dalam pengembangan alat peraga fisika berbasis teknologi.
Setiap kelompok mahasiswa ditantang untuk memanfaatkan material sehari-hari dan komponen elektronika dasar seperti sensor ultrasonik, mikrokontroler, dan layar LCD untuk menciptakan alat yang akurat dan ekonomis. Hasilnya pun mengejutkan—banyak alat yang dibuat mampu memberikan hasil pengukuran dengan tingkat ketelitian cukup baik, bahkan bisa menjadi alternatif solusi bagi sekolah dengan fasilitas laboratorium terbatas.
Salah satu alat yang mendapat apresiasi tinggi adalah Alat Ukur Jarak Digital Berbasis Sensor HC-SR04 , yang dirancang untuk menampilkan jarak suatu objek secara real-time pada layar digital. Selain itu, ada juga Alat Ukur Ketinggian Portabel yang menggunakan prinsip tekanan udara untuk menentukan elevasi relatif dari permukaan tanah.
Menurut Dr. Sahrul Saehana, proyek ini tidak hanya bertujuan melatih kemampuan teknis mahasiswa, tetapi juga membentuk mereka menjadi calon guru yang mampu menghadirkan pembelajaran fisika secara kreatif dan kontekstual.
“Dengan membuat alat sendiri, mahasiswa akan lebih paham bagaimana prinsip kerja alat tersebut, dan nanti bisa mengadaptasinya dalam pembelajaran di sekolah,” ujar Dr. Sahrul Saehana saat memberikan arahan di sesi presentasi proyek.
Sementara itu, Ketut Alit Adi Untara menambahkan bahwa kegiatan ini juga merupakan wujud nyata dari implementasi kurikulum berbasis kompetensi dan keterampilan abad ke-21.
“Mahasiswa tidak hanya belajar teori tentang sensor dan rangkaian elektronika, tapi juga diajak untuk menjadi problem solver dan inovator di lapangan,” katanya.
Acara puncak presentasi proyek dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Gedung C FKIP Universitas Tadulako. Setiap kelompok tampil percaya diri mempresentasikan alat buatan mereka, lengkap dengan demonstrasi langsung cara kerja alat. Para peserta dan dosen tampak begitu antusias mengamati setiap inovasi yang ditampilkan.
Beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa pengalaman ini sangat berharga karena mereka bisa melihat langsung hubungan antara teori fisika dan aplikasinya dalam dunia nyata.
“Saya awalnya takut kalau harus bikin alat elektronik, tapi ternyata asyik juga. Bahkan alat yang saya buat bisa digunakan untuk mengukur ketinggian meja di kelas,” ujar salah satu mahasiswa, Rizal.
Keberhasilan pelaksanaan proyek MK Instrumentasi ini menjadi langkah penting dalam pengembangan pendidikan fisika di FKIP Universitas Tadulako. Selain membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis, proyek ini juga menanamkan nilai-nilai kreativitas, kolaborasi, dan semangat inovasi yang akan mereka bawa saat menjadi guru di masa depan.