Mengungkap Rahasia Sukses Proposal PKM: Strategi Jitu dari Pakar Nasional untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika

Palu, 21 Februari 2025 – Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako sukses menggelar Workshop Penyusunan Proposal Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Acara yang berlangsung pada Jumat, 21 Februari 2025 ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa dalam menyusun proposal PKM yang inovatif, relevan, dan kompetitif. Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menggali potensi kreativitas mereka sekaligus mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan global melalui kontribusi nyata kepada masyarakat.

Sambutan Ketua Panitia: Harapan untuk Generasi Inovatif

Acara dibuka secara resmi oleh Delthawati Isti Ratnahningtyas, M.Pd. , selaku Ketua Panitia Workshop. Dalam sambutannya, Delthawati menekankan pentingnya program PKM sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang dapat memberikan solusi nyata terhadap permasalahan di masyarakat.

“Kami berharap melalui workshop ini, mahasiswa tidak hanya belajar teknik penyusunan proposal yang baik, tetapi juga termotivasi untuk berpikir kritis dan inovatif. PKM adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah,” ujarnya dengan semangat.

Mengungkap Rahasia Sukses Proposal PKM: Strategi Jitu dari Pakar Nasional untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi PKM tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia. “Jangan takut untuk mencoba. Setiap ide besar dimulai dari langkah kecil,” tegasnya.

Sambutan Koordinator Prodi Pendidikan Fisika: Menjadi Agen Perubahan

Selanjutnya, Dr. Haeruddin, M.Si. , Koordinator Program Studi Pendidikan Fisika, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya workshop ini. Dalam sambutannya, Dr. Haeruddin menekankan bahwa mahasiswa Pendidikan Fisika memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di masyarakat.

“Mahasiswa Pendidikan Fisika tidak hanya dituntut untuk menguasai teori fisika, tetapi juga harus mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui PKM, mahasiswa dapat menjadi problem solver yang membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar,” ujarnya.

Dr. Haeruddin juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan dosen dalam merancang proyek PKM yang berkualitas. “Dosen siap mendampingi dan membimbing mahasiswa dalam setiap tahapan PKM. Manfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan berkontribusi,” tambahnya.

Sambutan Dekan FKIP: Komitmen untuk Pengembangan Mahasiswa

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FKIP yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Darsikin, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Darsikin menyampaikan dukungan penuh dari fakultas terhadap pelaksanaan PKM.

“Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan potensi mahasiswa. PKM adalah salah satu wadah yang sangat strategis untuk itu. Kami berharap mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Dr. Darsikin juga menekankan pentingnya PKM sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Melalui PKM, mahasiswa dapat berkontribusi langsung kepada masyarakat sekaligus mengasah kemampuan akademik dan profesional mereka,” tambahnya.

Sesi Materi Pertama: Teknik Penyusunan Proposal PKM oleh Prof. Andi Dian Permana

Pada sesi pertama, peserta mendapatkan materi dari Prof. Andi Dian Permana, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt. , seorang akademisi berpengalaman dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Sesi ini dipandu oleh moderator Rizky Ilmianih, M.Sc. , yang memastikan diskusi berjalan interaktif dan dinamis.

Prof. Andi Dian memulai materinya dengan menekankan pentingnya pemilihan judul yang menarik dan relevan. “Judul adalah pintu masuk bagi juri untuk tertarik pada proposal Anda. Pastikan judul Anda singkat, padat, dan mencerminkan inti dari ide yang ingin disampaikan,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan langkah-langkah sistematis dalam menyusun proposal PKM, mulai dari identifikasi permasalahan hingga metodologi penelitian. “Permasalahan yang diangkat harus benar-benar ada di masyarakat dan memiliki urgensi untuk diselesaikan. Latar belakang harus disusun dengan data yang kuat dan referensi yang valid,” tambahnya.

Sebagai contoh, Prof. Andi Dian membagikan pengalaman suksesnya dalam membimbing proyek penelitian yang didanai melalui Student Research Grant (Program Kreativitas Mahasiswa) oleh Kementerian Pendidikan Indonesia. Salah satu proyek unggulan yang ia bimbing adalah pengembangan sistem penghantaran obat inovatif menggunakan teknologi microneedles, nanopartikel, dan formulasi berbasis mikro-partikel. Proyek ini tidak hanya berhasil mendapatkan pendanaan, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam bidang farmasi dan kesehatan.

“Metodologi adalah bagian terpenting dalam proposal PKM. Pastikan metode yang digunakan dapat diimplementasikan dan memiliki indikator keberhasilan yang jelas,” tegasnya.

Peserta tampak sangat antusias mengikuti sesi ini. Banyak pertanyaan diajukan terkait teknik penulisan proposal, pemilihan topik, dan cara menemukan permasalahan yang relevan di masyarakat. Prof. Andi Dian dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memberikan contoh konkret untuk mempermudah pemahaman peserta.

Sesi Materi Kedua: Manfaat PKM bagi Mahasiswa oleh Dr. Janu Arlinwibowo

Menggali Potensi Inovasi: 14 Proposal PKM Mahasiswa Pendidikan Fisika yang Menginspirasi

Setelah sesi inspiratif dari Prof. Andi Dian, acara dilanjutkan dengan materi kedua yang disampaikan oleh Dr. Janu Arlinwibowo, M.Pd. , seorang akademisi dan praktisi pendidikan dari Pusat Riset Pendidikan, BRIN. Sesi ini dipandu oleh moderator Andi Ulfa Khuzaimah, M.Pd. , yang memfasilitasi diskusi dengan suasana santai namun tetap fokus.

Dr. Janu Arlinwibowo membuka materinya dengan menyoroti manfaat PKM tidak hanya bagi institusi, tetapi juga bagi perkembangan pribadi mahasiswa. “PKM adalah kesempatan emas bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan permasalahan di masyarakat,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa melalui PKM, mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan seperti pemecahan masalah, kerja tim, komunikasi, dan manajemen waktu. “Keterampilan ini sangat penting ketika mahasiswa memasuki dunia kerja nanti. PKM bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang persiapan karier,” tambahnya.

Dr. Janu juga menekankan pentingnya PKM sebagai sarana untuk menambah wawasan mahasiswa. “Melalui PKM, mahasiswa dapat belajar banyak hal di luar kelas, seperti berinteraksi dengan masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan, dan mencari solusi yang inovatif,” katanya.

Sebagai praktisi pendidikan, Dr. Janu juga membagikan pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran dan teknologi pendidikan. Ia menekankan bahwa PKM dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari ke dalam praktik nyata. “Manfaatkan PKM sebagai laboratorium hidup untuk menguji ide-ide Anda,” tambahnya.

Antusiasme Peserta dan Harapan untuk Masa Depan

Para peserta workshop terlihat sangat antusias mengikuti seluruh sesi. Salah satu peserta, Ananda Putri (21) , mengungkapkan bahwa workshop ini sangat membantu dirinya dalam memahami langkah-langkah sistematis dalam merancang proposal PKM. “Saya jadi lebih percaya diri untuk mengajukan proposal PKM tahun ini. Materi dari pemateri sangat aplikatif dan mudah dipahami,” katanya.

Ketua Panitia, Delthawati Isti Ratnahningtyas, M.Pd., menyampaikan harapannya agar workshop ini dapat menjadi pijakan awal bagi mahasiswa untuk menggali potensi inovasi mereka. “Kami berharap mahasiswa dapat terus berinovasi dan berkontribusi nyata kepada masyarakat melalui PKM,” ujarnya.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang terus dikembangkan guna mencetak generasi mahasiswa yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan masalah di masyarakat.

Menggali Potensi Inovasi: 14 Proposal PKM Mahasiswa Pendidikan Fisika yang Menginspirasi

Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tadulako menggelar Workshop Penyusunan Proposal Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Acara ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk menunjukkan ide-ide kreatif mereka yang berpotensi memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Sebanyak 14 proposal diajukan oleh para mahasiswa, dan setiap judulnya membawa cerita unik tentang inovasi, keberlanjutan, serta semangat kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat.

Salah satu proposal yang mencuri perhatian adalah “Biometric System for Secure E-Voting” , yang diajukan oleh Salman. Ide ini lahir dari keprihatinan terhadap maraknya kecurangan dalam pemilu digital. Dengan memanfaatkan teknologi biometrik seperti verifikasi mata dan sidik jari yang terintegrasi dengan data Dukcapil, Salman ingin menciptakan sistem pemilu yang lebih aman, transparan, dan inklusif. Teknologi ini tidak hanya relevan di era digital saat ini, tetapi juga memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam skala nasional.

Tidak kalah menarik, Diah Ayu Zulaeha mengajukan proposal berjudul “Chatbot DiaFisika Berbasis Website sebagai Media Pembelajaran Interaktif.” Chatbot ini dirancang untuk membantu siswa SMA belajar fisika secara mandiri melalui interaksi langsung dengan AI. Diah berharap media ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap fisika, sekaligus mengurangi ketergantungan pada guru dalam proses pembelajaran. Konsep ini mendapat apresiasi karena menggabungkan teknologi modern dengan pendidikan formal.

Sementara itu, Amelia Septianti mengambil langkah inovatif dengan mengolah ikan Rono (Xenopoecilus oophorus), spesies endemik Sulawesi, menjadi sumber gelatin halal. Proposalnya berjudul “Ekstraksi dan Karakterisasi Gelatin dari Ikan Rono sebagai Alternatif Sumber Gelatin Halal.” Selain menjawab kebutuhan industri pangan dan farmasi, proyek ini juga bertujuan untuk melestarikan kekayaan hayati lokal.

Di bidang lingkungan, Amira mengajukan ide kreatif untuk mengolah limbah kulit durian menjadi campuran pakan ternak, serta mengubahnya menjadi produk kerajinan seperti gantungan kunci. Proposalnya, “Optimalisasi Limbah Kulit Durian sebagai Campuran Pakan Ternak dan Produk Kreatif Gantungan Kunci,” menunjukkan bagaimana limbah bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat.

Tak hanya fokus pada teknologi dan lingkungan, beberapa proposal juga mengangkat nilai budaya lokal. Nur Annisa , misalnya, meneliti alat musik tradisional Lalove untuk memahami konsep resonansi bunyi. Melalui proposal “Analisis Etnofisika Alat Musik Lalove dan Implikasinya dalam Pembelajaran Konsep Resonansi Bunyi,” ia ingin mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kurikulum fisika sekolah.

Di sisi lain, Ade Asti mengusulkan solusi komunikasi darurat berbasis energi terbarukan melalui “Radio FM dalam Menginstruksi Korban Bencana Memanfaatkan Panel Surya di Sigi.” Ide ini sangat relevan mengingat wilayah Sigi sering dilanda bencana alam. Radio FM yang hemat energi ini dapat menjadi alat komunikasi vital saat listrik padam.

Limbah organik juga menjadi sorotan dalam beberapa proposal. Nurul Azizah memperkenalkan “Pot Hidroponik Berbahan Dasar Galon Bekas” sebagai solusi urban farming yang ramah lingkungan. Sementara itu, Hafiza mengusulkan “Pembuatan Pupuk Organik dari Sampah Daun Kering” untuk mengurangi limbah di lingkungan Prodi Pendidikan Fisika sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan.

Inovasi kuliner juga tak luput dari perhatian. Rania Ummi Faradillah menciptakan camilan sehat dari kulit pisang melalui proposal “Banana Peel Chips: Inovasi Camilan Sehat dari Kulit Pisang Ramah Lingkungan.” Sementara itu, Nur Samsi mengangkat warisan budaya Poso dengan “MEGABITE: INOVASI BISKUIT MEGALITIKUM POSO CITA RASA TRADISI DALAM GIGITAN MODERN.”

Kerajinan tangan juga menjadi tema dalam beberapa proposal. Nurhatima mengubah limbah laut seperti kulit kerang menjadi karya seni bernilai tinggi melalui “Mewujudkan Identitas Budaya Pesisir Melalui Kerajinan Inovatif.” Sedangkan Heriana menciptakan lampu hemat energi berbasis angin melalui “Ventolight: Penerangan Berbasis Angin untuk Solusi Energi Terbarukan di Wilayah Pedesaan.”

Terakhir, Sabri Nurdin mengusulkan ide unik untuk mengolah limbah sisik ikan menjadi filamen 3D printing melalui proposal “Inovasi Filamen 3D Printing Berbahan Dasar Sisik Ikan sebagai Produk Ramah Lingkungan.” Proyek ini tidak hanya mengurangi limbah laut, tetapi juga membuka peluang baru di industri manufaktur.

Harapan untuk Masa Depan

Ke-14 proposal ini mencerminkan semangat mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Tadulako dalam menjawab tantangan global. Dari teknologi canggih hingga solusi berbasis lingkungan dan budaya lokal, ide-ide ini tidak hanya menjanjikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.

Melalui workshop ini, mahasiswa tidak hanya belajar menyusun proposal yang baik, tetapi juga termotivasi untuk terus berinovasi dan berkontribusi kepada masyarakat. Siapa tahu, salah satu dari ide-ide ini akan menjadi solusi besar yang mengubah dunia!

Terkait