Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jadi Narasumber Workshop Strategi Penyusunan Proposal Hibah Dikti 2025

Palu, 14 Februari 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Abdul Azis Lamadjido sukses menyelenggarakan Workshop Strategi Penyusunan Proposal (Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Hibah Dikti Tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat, 14 Februari 2025, pukul 14.00 hingga 16.00 WITA ini menghadirkan dua narasumber kompeten, yakni Prof. Dr. Jusman, M.Si., dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako, dan Syamsul, SE., M.Sc., selaku Ketua LPPM Universitas Abdul Azis Lamadjido. Acara yang digelar di Ruang Aula Universitas Abdul Azis Lamadjido ini dihadiri oleh puluhan dosen, peneliti, dan mahasiswa pascasarjana yang antusias mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi hibah Dikti tahun 2025.

Workshop ini digelar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang diajukan oleh dosen dan peneliti di lingkungan Universitas Abdul Azis Lamadjido. Hibah Dikti, yang dikenal sebagai salah satu sumber pendanaan terbesar untuk kegiatan akademik di Indonesia, selalu menjadi ajang bergengsi bagi para akademisi. Oleh karena itu, LPPM Universitas Abdul Azis Lamadjido merasa perlu untuk memberikan pembekalan strategis kepada para calon peserta hibah.

Prof. Dr. Jusman, M.Si.: Berbagi Pengalaman dan Strategi Penyusunan Proposal

Prof. Dr. Jusman, M.Si., yang merupakan dosen senior di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako, hadir sebagai narasumber utama dalam workshop ini. Beliau dikenal sebagai sosok yang telah banyak meraih hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari Dikti, baik skala nasional maupun internasional. Dalam paparannya, Prof. Jusman membagikan pengalaman dan strategi jitu dalam menyusun proposal yang menarik dan layak didanai.

“Kunci utama dalam menyusun proposal adalah memahami betul apa yang diinginkan oleh penyandang dana. Setiap hibah memiliki fokus dan kriteria penilaian yang berbeda. Oleh karena itu, kita harus jeli dalam membaca panduan dan menyesuaikan proposal dengan tujuan yang ingin dicapai,” ujar Prof. Jusman di awal pemaparannya.

Lebih lanjut, Prof. Jusman menjelaskan bahwa proposal yang baik harus memiliki beberapa elemen kunci, di antaranya adalah latar belakang yang kuat, rumusan masalah yang jelas, metodologi yang terstruktur, dan dampak yang signifikan. “Jangan hanya fokus pada aspek teknis penelitian, tetapi juga pikirkan bagaimana hasil penelitian atau pengabdian ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat atau pengembangan ilmu pengetahuan,” tambahnya.

Selain itu, Prof. Jusman juga menekankan pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu dalam menyusun proposal. Menurutnya, kolaborasi tidak hanya memperkaya perspektif penelitian, tetapi juga meningkatkan peluang proposal untuk didanai. “Dikti sangat mengapresiasi proposal yang melibatkan kolaborasi antar institusi atau lintas disiplin. Ini menunjukkan bahwa penelitian atau pengabdian yang diajukan memiliki cakupan yang luas dan dampak yang lebih besar,” paparnya.

Syamsul, SE., M.Sc.: Peran LPPM dalam Mendukung Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Narasumber kedua, Syamsul, SE., M.Sc., selaku Ketua LPPM Universitas Abdul Azis Lamadjido, memaparkan peran lembaganya dalam mendukung dosen dan peneliti untuk meraih hibah Dikti. Menurut Syamsul, LPPM tidak hanya berfungsi sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat di lingkungan universitas.

“LPPM memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap proposal yang diajukan oleh dosen dan peneliti di universitas ini memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Dikti. Kami menyediakan berbagai layanan, mulai dari pelatihan, pendampingan, hingga review proposal sebelum diajukan,” jelas Syamsul.

Syamsul juga menyoroti pentingnya manajemen waktu dalam menyusun proposal. Menurutnya, banyak proposal yang gagal didanai karena kurangnya persiapan dan ketepatan waktu dalam pengajuan. “Mulailah menyusun proposal sejak dini. Jangan menunggu hingga mendekati deadline. LPPM siap membantu para dosen dan peneliti dalam proses penyusunan ini,” ujarnya.

Selain itu, Syamsul juga mengajak para peserta untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan universitas, seperti laboratorium, perpustakaan, dan jaringan kolaborasi dengan institusi lain. “Kita harus optimalkan semua sumber daya yang ada untuk mendukung penelitian dan pengabdian masyarakat. Ini akan menjadi nilai tambah bagi proposal yang kita ajukan,” tambahnya.

Antusiasme Peserta dan Diskusi Interaktif

Workshop ini berlangsung dengan atmosfer yang interaktif. Peserta yang terdiri dari dosen, peneliti, dan mahasiswa pascasarjana terlihat antusias mengikuti setiap sesi pemaparan. Banyak pertanyaan yang diajukan, terutama terkait dengan strategi menghadapi tantangan dalam penyusunan proposal dan tips untuk meningkatkan peluang lolos seleksi.

Salah satu peserta, Dr. Anita, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Abdul Azis Lamadjido, mengaku sangat terbantu dengan workshop ini. “Materi yang disampaikan oleh narasumber sangat relevan dengan kebutuhan kami. Saya jadi lebih memahami bagaimana menyusun proposal yang tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki dampak nyata,” ujarnya.

Peserta lain, Ahmad, mahasiswa pascasarjana Program Studi Pendidikan Fisika, juga menyampaikan apresiasinya. “Sebagai mahasiswa, workshop ini membuka wawasan saya tentang pentingnya penelitian dan pengabdian masyarakat. Saya berharap bisa menerapkan ilmu yang didapat hari ini untuk penelitian saya ke depan,” kata Ahmad.

Penutup dan Harapan ke Depan

Workshop ini ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan cenderamata kepada kedua narasumber. Ketua LPPM Universitas Abdul Azis Lamadjido, Syamsul, SE., M.Sc., dalam sambutan penutupnya menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan jumlah dan kualitas proposal hibah Dikti dari universitas tersebut.

“Kami berharap, dengan adanya workshop ini, semakin banyak dosen dan peneliti di Universitas Abdul Azis Lamadjido yang tergerak untuk mengajukan proposal hibah Dikti. LPPM akan terus mendukung dan memfasilitasi setiap upaya yang dilakukan,” ujar Syamsul.

Prof. Dr. Jusman, M.Si., juga menyampaikan pesan motivasi kepada para peserta. “Jangan pernah takut untuk mencoba dan belajar dari setiap proses. Kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Yang penting, kita terus berusaha dan tidak menyerah,” ujarnya.

Dengan diselenggarakannya workshop ini, diharapkan para dosen dan peneliti di Universitas Abdul Azis Lamadjido semakin termotivasi dan siap bersaing dalam meraih hibah Dikti tahun 2025. Semangat kolaborasi, inovasi, dan dedikasi yang ditunjukkan dalam kegiatan ini menjadi bukti bahwa dunia akademik di Indonesia terus bergerak maju menuju keunggulan.

Terkait