Supriatman, S.Si, M.Si
Â
 Tujuan akhir dari pembelajaran fisika adalah membekali peserta didik agar mampu memecahkan masalah. Namun pengalaman menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang mempunyai pengetahuan baik, tidak mampu memecahkan masalah. Mahasiswa tidak mampu menganalisis, mengakses, mengkonstruksi elemen-elemen pengetahuan yang diperolehnya selama mengikuti perkulaiahn dan merepresentasikan jawabannya secara koheren menyebabkan kesalahan membangun model mental. Kesalahan odel mental akan membuat makasiswa tidak mampu menyelesaikan masalah dengan benar. Proses pembelajaran dilakukan pun masih menekankan pada ingatan. Sebagai mahasiswa calon guru, hal ini sangat memprihatinkan. Konstruksi konseptual yang tidak benar menyebabkan konsepsi yang salah (misconception), dan akan diteruskan kepada siswa kelak ketika mahasiswa bekerja sebagai pendidik.
Hasil analisis GBPP/SAP matakuliah fisika dasar 2 masih menggunakn metode caramah, diskusi kelompok, latihan soal, dan tugas rumah (PR). Pembelajaran dilakukan dosen masih menggunakan buku ajar berupa diktat yang merupakan kumpulan materi, contoh soal dan latihan soal. Demikian juga hasil analisis modul praktikum matakuliah fisika dasar 2 yang masih bersifat cook book. Kegiatan praktikum dilakukan terpisah dari kegiatan perkuliahn dan bersifat verifikasi saja, bukan merupakan kegiatan pemecahan masalah (problem solving).
Perlu dilakukan perbaikan model mental mahasiswa calon guru fisika pada konsep kelistrikan dan kemagnetan melalui perkuliahan fisika dasar 2 berbasis problem solving sehingga dapat membekali kemampuan memecahkan masalah. Perkuliahan ini akan dilengkapi dengan perangkat yang mendukung bagian lain dari penelitian disertasi.
Penelitian ini menggunakan metode one group pretest-posttest design. Yakni membandingkan hasil tes awal (pretest) dan tes akhir(posttest) sampel. Data yang diperoleh dari hasil tes adalah kemampuan memecahkan masalah, rekaman thinking aloud sampel selama proses pemecahan masalah dan dokumen rekaman wawancara semistruktur. Efektifitas perbaikan model sampel diperoleh berdasarkan perbandingan hasil tes awal dengantes akhir (triangulasi dari lembar jawaban siswa, transkrip rekaman thinking aloud, dan transkrip rekaman wawancara).