Mahasiswa Fisika Buat Alat Penetas Telur

            Berawal dari tugas mata kuliah, berlanjut dalam sebuah kerjasama.

Mahasiswa pendidikan fisika, Astiar angkatan 2012 bersama dengan mahasiswa pendidikan fisika lainnya membuat alat untuk penetas telur. Ide itu muncul saat, ia mengikuti mata kuliah elektronika yang mewajibkannya untuk memiliki ide baru dalam memenuhi  tugas akhirnya.

Mata kuliah yang diajar oleh Dr. Unggul Wahyono ini memotivasi mahasiswa untuk membuat tugas yang juga diikutkan dalam pengiriman proposal program kreativitas mahasiswa (pkm).

            ‘’Kami mengirimkan proposal yang berisi tentang alat penetas telur burung Maleo yang keberadaannya hampir punah. Tapi, kami tidak berharap bahwa kami akan lolos bisa PKM’’ Ungkapnya Astiar.

            ‘’Namun, beberapa bulan saat pengumuman proposal PKM 4 bidang, PKM-K, PKM-M, PKM,KC, PKM-P nama kami tertera dalam SK yang diterbitkan oleh dikti. Kami hampir tak percaya.’’ imbuhnya

            Alat penetas telur ini sebenarnya bukan untuk pertama kali, tapi alat yang merekaa buat memiliki kelebihan sendiri karena dapat berjalan secara otomatis dan jika mati lampu bisa menggunakan power bank.

Meskipun tidak bisa lolos dan mengikuti pekan ilmiah mahasiswa nasional (PIMNAS-28) yang akan diselenggarakan di Uleo Haleo, mereka saat ini sedang dalam proses penandatangan MoU dengan balai konservasi sumber daya alam (BKSDA).

‘’Mereka merespon baik dengan alat yang kami punya. Tapi, untuk sebuah kerjasama kedepannya mereka meminta bukti terlebih dahulu dengan mengujicobakan alat itu. Tapi, kemarin mereka sudah mengkonfirmasi setuju dan menjanjikan untuk melakukan penandatanganan MoU secepatnya atas nama program studi pendidikan fisika atau Fakultas.’’ ungkapnya

Tidak hanya itu saja, alat ini juga sudah pernah disosialisasikan di Sigi. Meskipun sasaran dalam proposal PKM adalah dilaksanakan di Toli-toli. Tapi karena jaraknya yang jauh, mereka menggantinya dengan mengujicobakan pada penangkaran burung Maleo di Sigi.

‘’Sebenarnya, di Sigi alat penetas telur seperti ini sudah ada. Namun, alatnya belum otomatis seperti yang kami buat. Sehingga, jika mati lampu suhunya akan tetap normal.’’ Ly

Terkait