
Seorang mahasiswi bernama Muliati Supandi telah diyudisium pada Rabu (3/6).
Mengangkat judul penelitian pengembangan komik berbasis ethnoscience pada pembelajaran fisika SMP pokok bahasan kalor, mahasiswi tersebut lulus dengan nilai skripsi 3,85 dan mendapat predikat kelulusan yang sangat memuaskan.
‘’Pembuatan komik untuk tugas akhir ini didasari oleh paradigma yang dimiliki oleh kebanyakan siswa. Fisika bagi mereka adalah pelajaran yang sulit. Seringkali keluhan itu terlontar dari mulut siswa, bahkan masyarakat umum tidak sedikit juga yang memandangnya demikian. Olehnya itu, hadirnya komik ini saya harapkan akan membuat pelajaran fisika lebih menyenangkan.’’ ungkap Muliati.
Komik yang dibuatnya berbeda dari komik edukasi lainnya, karena mengangkat kearifan lokal di dalamnya. Menurut Muliati, kearifan lokal suatu daerah perlu diintegrasikan dalam proses pembelajaran sains, sehingga pembelajaran sains tidak lagi menjadi sains yang eksklusif, melainkan science for daily living, science for the future and science for all.
Komik yang diberi judul Kalor di Negeri Kelor ini berisi tentang cerita seorang anak yang bernama Ojo dan kawan-kawannya yang tinggal di sebuah desa, Lalundu. Desa Lalundu merupakan bagian dari Sulawesi tengah yang berdekatan dengan Sulawesi Barat. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh daerah tersebut, karena masih minim fasilitas terutama listrik, sehingga masyarakatnya masih menggunakan cara-cara konvensional untuk melakukan aktifitas memasak atau lainnya.
‘’Dalam komik tersebut, Ojo dengan pengetahuan sainsnya mencoba memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari melalui aktifitas-aktifitas yang dilakukannya.’’ imbuhnya
Menurutnya, selain menawarkan konsep baru dalam pembelajaran fisika, komik juga memberi pengetahuan tentang kearifan lokal yang dimiliki oleh siswa.
Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah termotivasi dan semangat mempelajari fisika karena ilmu yang sedang mereka pelajari ternyata dekat dengan realita kehidupan sehari-hari.
Dengan penggabungan yang menarik antara fisika dan kearifan lokal dalam penyajiannya, dirinya optimistis bahwa jika komik itu digunakan sebagai media pembelajaran, akan membawa kebermanfaatan, siswa senang belajar fisika. Sm