Palu, Sulawesi Tengah – Tim mahasiswa Universitas Tadulako yang terdiri dari empat orang berhasil menciptakan inovasi berbasis teknologi yang dapat membantu masyarakat menghadapi ancaman banjir rob. Marya Aningsih, mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako, sebagai ketua tim, berkolaborasi dengan anggota tim: Miftahul Jannah (Pendidikan Fisika), Septiyawan (Teknik Elektro), dan Rahmat Hidayat Hamimu (Teknik Elektro). Tim ini didampingi oleh Prof. Dr. Unggul Wahyono, M.Si, dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako, sebagai pembimbing.
Hasil inovasi mereka, yaitu Sistem Peringatan Dini Banjir Rob, sukses menjadi finalis dalam seleksi ajang bergengsi BRIDA Innovation Week. Alat ini dipamerkan selama tiga hari dan menarik perhatian para pengunjung, termasuk akademisi, pelaku industri, dan masyarakat umum.
Banjir rob, atau banjir yang disebabkan oleh pasang laut, menjadi ancaman serius bagi masyarakat di pesisir, termasuk di Kampung Lere, Palu. Menyadari pentingnya mitigasi bencana, Miftahul dan Marya mengembangkan sebuah sistem berbasis teknologi yang dapat mendeteksi potensi banjir rob secara dini dan memberikan peringatan kepada masyarakat.
“Alat ini menggunakan sensor canggih untuk mendeteksi kenaikan permukaan air. Data yang terkumpul dari sensor kemudian dikirimkan ke sistem notifikasi yang dapat memberikan peringatan dini melalui sirine atau pesan digital kepada warga,” jelas Miftahul Jannah saat diwawancarai.
Sistem ini dirancang sederhana namun efektif, menggunakan komponen seperti sensor ultrasonik untuk pengukuran level air dan perangkat IoT (Internet of Things) untuk mengirimkan data secara real-time. “Kami ingin memastikan alat ini dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh masyarakat di daerah rawan banjir, termasuk mereka yang mungkin tidak memiliki latar belakang teknologi,” tambah Marya Aningsih.
BRIDA Innovation Week menjadi salah satu platform yang mendukung mahasiswa dan peneliti muda untuk memamerkan inovasi mereka. Dalam acara ini, Miftahul dan Marya mempresentasikan karya mereka di hadapan pengunjung, mulai dari kalangan akademisi, pelaku industri, hingga masyarakat umum.
“Berpartisipasi di BRIDA Innovation Week adalah kesempatan luar biasa bagi kami. Kami bisa berbagi ide, belajar dari inovator lain, sekaligus mendapatkan umpan balik untuk pengembangan alat ini di masa depan,” kata Marya.
Selama tiga hari acara berlangsung, sistem peringatan dini mereka mendapatkan perhatian besar. Pengunjung terkesan dengan cara kerja alat yang efisien dan potensinya untuk diterapkan di daerah rawan banjir lainnya di Indonesia.
Tidak hanya berhenti di pameran, Miftahul dan Marya juga mengambil langkah lebih jauh dengan mengadakan edukasi kepada siswa-siswa SMA se-Kota Palu. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya teknologi dalam mitigasi bencana.
“Kami ingin menginspirasi adik-adik SMA untuk berpikir kreatif dan inovatif, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan seperti bencana alam. Selain itu, kami ingin memberikan pemahaman bahwa teknologi dapat menjadi alat penting untuk menyelamatkan nyawa,” ungkap Miftahul.
Selama sesi edukasi, mereka menjelaskan bagaimana alat ini bekerja, dimulai dari fungsi sensor yang mendeteksi kenaikan air hingga sistem notifikasi yang memberikan peringatan kepada masyarakat. Para siswa diajak untuk mencoba alat tersebut, melihat bagaimana data dikirim dan diterima, serta memahami pentingnya teknologi berbasis data dalam pengambilan keputusan cepat selama bencana.
“Kegiatan ini juga membuka diskusi yang menarik. Banyak siswa yang bertanya tentang kemungkinan pengembangan alat ini untuk bencana lain seperti gempa atau tanah longsor. Kami sangat senang melihat antusiasme mereka,” ujar Marya.
Miftahul dan Marya menekankan bahwa tujuan utama mereka adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, akan pentingnya mitigasi bencana. Alat ini bukan hanya sebuah inovasi teknologi, tetapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap keselamatan masyarakat.
“Sebagai mahasiswa, kami ingin memberikan solusi praktis yang langsung berdampak pada masyarakat. Kami berharap alat ini bisa menjadi inspirasi bagi inovasi-inovasi lain yang membantu meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana,” jelas Miftahul.
Ke depan, Miftahul dan Marya berencana mengembangkan sistem peringatan dini ini agar lebih luas cakupannya dan lebih terjangkau. Mereka berharap dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal untuk menerapkan alat ini secara masif.
“Kami ingin memastikan alat ini tidak hanya menjadi prototipe, tetapi benar-benar digunakan oleh masyarakat, terutama di daerah pesisir yang rentan terhadap banjir rob,” kata Marya.
Selain itu, mereka juga berencana untuk mengintegrasikan lebih banyak fitur pada alat ini, seperti kemampuan prediksi berbasis data cuaca dan konektivitas yang lebih baik dengan aplikasi mobile.
Karya ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dosen pembimbing mereka di Universitas Tadulako. “Ini adalah langkah maju yang luar biasa dari mahasiswa kami. Inovasi seperti ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tentang teori, tetapi juga tentang memberikan dampak nyata kepada masyarakat,” ujar salah satu dosen dari FKIP Universitas Tadulako.
Masyarakat yang mengunjungi pameran juga memberikan respons positif. “Alat ini sangat relevan untuk wilayah seperti Palu. Dengan adanya teknologi ini, kami merasa lebih aman dan siap menghadapi bencana,” kata seorang pengunjung yang tinggal di Kampung Lere.
Inovasi Sistem Peringatan Dini Banjir Rob yang dikembangkan oleh Miftahul Jannah dan Marya Aningsih adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi, kreativitas, dan dedikasi dapat menghasilkan solusi untuk tantangan nyata di masyarakat.
Dengan semangat untuk mengedukasi generasi muda dan meningkatkan keselamatan masyarakat, kedua mahasiswa ini telah menunjukkan bahwa inovasi teknologi dapat menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana. Universitas Tadulako patut berbangga atas pencapaian mereka, yang tidak hanya mengharumkan nama kampus, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Palu dan Indonesia.