Kolaborasi Inspiratif dalam Matakuliah Asesmen Pembelajaran Fisika

Kolaborasi antara Dr. Haeruddin, M.Si., Dethawati Ratnaningtias, M.Pd., dan H. Hamzah Ramdani, M.Pd., guru dari SMP Negeri 2 Bumi Raya, telah membuka babak baru dalam pengajaran di Program Studi Pendidikan Fisika. Melalui matakuliah Asesmen Pembelajaran Fisika, kolaborasi ini menjadi wadah yang tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga menghubungkan teori dengan praktik di lapangan. Dengan membawa elemen dunia kerja ke dalam ruang kuliah, kolaborasi ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenali lebih dekat dinamika nyata dunia pendidikan.

Menghubungkan Dunia Akademik dan Praktik Lapangan

Dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran di Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Tadulako, Dr. Haeruddin, M.Si., dan Dethawati Ratnaningtias, M.Pd., merancang kolaborasi inovatif yang melibatkan praktisi pendidikan. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara teori akademik dan kebutuhan praktis di dunia pendidikan. Dengan mengundang H. Hamzah Ramdani, M.Pd., yang memiliki pengalaman panjang sebagai pendidik di SMP Negeri 2 Bumi Raya, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari seorang ahli yang sudah terbukti di lapangan.

H. Hamzah Ramdani, M.Pd., dikenal sebagai guru inovatif yang menguasai berbagai pendekatan modern dalam asesmen. Salah satu topik utama yang ia bawakan dalam kolaborasi ini adalah Penerapan Asesmen Kontemporer, Literasi Sains, dan STEM. Melalui materinya, mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana asesmen tidak hanya berfungsi sebagai alat evaluasi, tetapi juga sebagai instrumen pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.

Penerapan Asesmen Kontemporer

Dalam sesi yang difasilitasi oleh H. Hamzah Ramdani, mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya asesmen kontemporer. Asesmen ini tidak lagi terbatas pada pengukuran hasil belajar melalui tes tradisional, tetapi juga mencakup pengamatan proses belajar, portofolio, dan proyek berbasis masalah. Dengan metode ini, siswa tidak hanya diukur berdasarkan kemampuan kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotoriknya.

H. Hamzah Ramdani mempresentasikan studi kasus bagaimana asesmen kontemporer diterapkan di kelasnya. Salah satunya adalah penggunaan rubrik penilaian berbasis kriteria yang memungkinkan siswa untuk mengetahui ekspektasi sebelum memulai tugas. Pendekatan ini membantu siswa untuk lebih fokus dan termotivasi dalam belajar.

“Asesmen kontemporer membantu siswa untuk mengenali potensi mereka. Mereka tidak hanya dinilai dari angka, tetapi juga dari proses yang mereka jalani. Dengan cara ini, siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar lebih baik,” ujar H. Hamzah Ramdani saat menyampaikan materinya.

Membangun Literasi Sains

Literasi sains menjadi salah satu fokus utama dalam sesi ini. Literasi sains adalah kemampuan untuk memahami konsep-konsep ilmiah, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan membuat keputusan berbasis data. Dalam dunia yang semakin kompleks, literasi sains menjadi kompetensi esensial bagi generasi muda.

H. Hamzah Ramdani menjelaskan bahwa literasi sains tidak hanya diajarkan melalui buku teks, tetapi juga melalui pengalaman langsung. Salah satu pendekatan yang ia gunakan adalah mengintegrasikan fenomena alam sekitar ke dalam pembelajaran fisika. Sebagai contoh, ia mengajak siswa untuk menganalisis bagaimana konsep energi dan kerja dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam kegiatan panen padi di desa mereka.

Mahasiswa yang hadir dalam sesi ini mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dan mempraktikkan pembuatan soal berbasis literasi sains. Melalui diskusi kelompok, mereka merancang pertanyaan yang tidak hanya menguji pemahaman siswa terhadap konsep fisika, tetapi juga kemampuan mereka untuk mengaplikasikan konsep tersebut dalam konteks nyata.

STEM: Integrasi Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika

STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menjadi elemen penting lainnya yang dibahas dalam kolaborasi ini. H. Hamzah Ramdani menekankan bahwa pembelajaran berbasis STEM tidak hanya relevan untuk era modern, tetapi juga sangat menarik bagi siswa.

Dalam salah satu sesi praktek, mahasiswa diajak untuk merancang kegiatan berbasis STEM yang sederhana namun efektif. Salah satu ide yang diusulkan adalah proyek membuat kincir angin mini untuk menjelaskan konsep energi terbarukan. Melalui aktivitas ini, siswa diajak untuk memahami bagaimana sains, teknologi, teknik, dan matematika saling berintegrasi dalam memecahkan masalah dunia nyata.

“Dengan STEM, siswa belajar melalui pengalaman. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga cara mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah pembelajaran yang bermakna,” kata H. Hamzah Ramdani.

Dampak Positif pada Mahasiswa

Kolaborasi ini memberikan dampak positif yang signifikan pada mahasiswa. Mereka tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga inspirasi untuk menjadi pendidik yang inovatif dan relevan. Salah satu mahasiswa, Andi Rahmat, menyampaikan pengalamannya setelah mengikuti sesi ini.

“Melalui kolaborasi ini, saya jadi lebih memahami pentingnya asesmen kontemporer. Dulu saya berpikir bahwa asesmen hanya tentang memberikan nilai. Sekarang, saya tahu bahwa asesmen bisa menjadi alat untuk membangun karakter dan kreativitas siswa,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh mahasiswa lainnya, Siti Aminah. Ia mengaku terinspirasi oleh pendekatan literasi sains yang diterapkan oleh H. Hamzah Ramdani. “Saya jadi ingin mencoba membuat pembelajaran berbasis literasi sains ketika nanti praktik mengajar. Pendekatan ini sangat relevan dan menarik bagi siswa zaman sekarang,” ujarnya.

Harapan ke Depan

Kolaborasi antara akademisi dan praktisi seperti ini menjadi model yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dr. Haeruddin, M.Si., berharap bahwa kolaborasi ini dapat menjadi langkah awal untuk memperluas keterlibatan praktisi dalam pengajaran di Program Studi Pendidikan Fisika.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami bagaimana teori tersebut diterapkan di dunia nyata. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan sebagai pendidik profesional,” jelas Dr. Haeruddin.

Dethawati Ratnaningtias, M.Pd., menambahkan bahwa kolaborasi ini juga menjadi peluang untuk membangun jaringan antara universitas dan sekolah. “Melalui kerja sama ini, kami bisa saling belajar dan berbagi pengalaman. Ini adalah win-win solution bagi semua pihak,” katanya.

H. Hamzah Ramdani pun menyampaikan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan untuk berbagi pengalaman. Ia berharap bahwa kolaborasi seperti ini dapat terus dilakukan untuk membangun generasi pendidik yang lebih baik. “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Dengan kolaborasi, kita bisa menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa dan mahasiswa,” tutupnya.

Kesimpulan

Kolaborasi antara Dr. Haeruddin, M.Si., Dethawati Ratnaningtias, M.Pd., dan H. Hamzah Ramdani, M.Pd., telah membuktikan bahwa sinergi antara akademisi dan praktisi dapat memberikan dampak yang luar biasa dalam dunia pendidikan. Melalui penerapan asesmen kontemporer, literasi sains, dan STEM, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan teoretis, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan zaman. Kolaborasi seperti ini layak menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya dalam upaya menciptakan pendidikan yang lebih baik dan berorientasi masa depan.

Terkait