Inovasi AR yang dikombinasikan dengan kearifan lokal Bapidok Baku dalam PKM, Tingkatkan Literasi Sains di SMP Kecamatan Balantak

Tim pengabdi dari FKIP Universitas Tadulako telah melakukan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “Penggunaan Media Augmented Reality Berbasis Kearifan Lokal Bapidok Baku bagi Guru di SMP Kecamatan Balantak dalam Upaya Memperkuat Literasi.” Tim pengabdi mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia, khususnya di SMP Kecamatan Balantak, masih menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan literasi dan keterampilan abad ke-21. Data dari Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada kategori rendah dalam literasi sains, yang menjadi tantangan serius bagi pendidikan di tanah air.

Dengan memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) dikombinasikan dengan kearifan lokal Bapidok Baku yang merupakan praktik pertanian adat di Sulawesi Tengah. PkM ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Penggunaan AR dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dan membantu mereka memahami konsep-konsep ilmiah dengan lebih baik.

PkM ini juga mencakup pelatihan dan bimbingan teknis bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan teknologi AR. Dengan demikian, guru dapat berperan sebagai fasilitator yang efektif dalam proses pembelajaran, membantu siswa mengeksplorasi dan memahami materi dengan cara yang lebih menarik.

Secara keseluruhan, diharapkan bahwa penggunaan Augmented Reality berbasis kearifan lokal Bapidok Baku dalam pembelajaran di SMP Kecamatan Balantak dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan literasi sains. PkM ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kompetensi akademis, tetapi juga pada pelestarian nilai-nilai budaya lokal, sejalan dengan upaya menciptakan pendidikan yang relevan dan kontekstual di era globalisasi.

 

 

Tim pengabdi berharap hasil dari PkM ini dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam meningkatkan literasi sains dan pelestarian budaya lokal. Evaluasi berkala terhadap PkM ini juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan yang dihadapi, serta melakukan penyesuaian yang diperlukan agar PkM ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak yang lebih luas bagi peningkatan literasi sains di Sulawesi Tengah.

 

 

 

 

Terkait