Pada tanggal 04 Juli 2024, Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Tadulako, menggelar rapat evaluasi pelaksanaan perkuliahan semester Genap 2024. Rapat tersebut dilaksanakan di ruang rapat FKIP dan dihadiri oleh Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Dr. Haeruddin, M.Si., beserta seluruh dosen tetap di lingkungan program studi tersebut. Turut hadir pula perwakilan mahasiswa dari berbagai angkatan untuk menyampaikan masukan dan pandangan terkait pelaksanaan perkuliahan.
Tujuan dan Fokus Rapat
Tujuan utama dari rapat evaluasi ini adalah untuk meninjau kembali pelaksanaan perkuliahan selama semester genap 2024 serta mengidentifikasi berbagai tantangan dan peluang peningkatan yang dapat diimplementasikan di semester-semester mendatang. Evaluasi ini melibatkan beberapa aspek penting, seperti kualitas pengajaran, efektivitas pembelajaran daring dan luring, pengelolaan tugas, serta umpan balik dari mahasiswa.
Dalam sambutannya, Dr. Nurjannah menekankan pentingnya rapat evaluasi sebagai sarana untuk mengukur keberhasilan program perkuliahan serta menemukan solusi terhadap kendala yang dihadapi baik oleh dosen maupun mahasiswa. Ia juga menggarisbawahi bahwa umpan balik dari mahasiswa menjadi salah satu indikator penting dalam menilai efektivitas proses pembelajaran.
“Kami berharap pertemuan ini dapat menjadi wadah untuk diskusi terbuka dan produktif guna meningkatkan kualitas pengajaran serta layanan akademik di Program Studi Pendidikan Fisika. Hal ini sangat penting untuk menjaga mutu lulusan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan,” ujar Dr. Haeruddin.
Kinerja Dosen dan Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
Salah satu topik utama dalam rapat evaluasi ini adalah kinerja dosen dalam melaksanakan perkuliahan. Setiap dosen diberikan kesempatan untuk menyampaikan laporan pelaksanaan perkuliahan mereka, termasuk kendala yang dihadapi selama semester genap, terutama dalam hal penggunaan teknologi pembelajaran daring.
Dalam diskusi, beberapa dosen mengungkapkan bahwa meskipun pembelajaran daring sudah diterapkan dengan baik, masih ada tantangan terkait penggunaan Learning Management System (LMS) dan berbagai platform pendukung lainnya seperti Zoom dan Google Classroom. Muhammad Zaki, M.Pd., salah satu dosen, mengungkapkan bahwa beberapa mahasiswa masih menghadapi kendala teknis saat mengikuti perkuliahan daring, terutama masalah koneksi internet yang tidak stabil di beberapa wilayah.
“Mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil seringkali mengalami kesulitan mengikuti perkuliahan secara daring karena masalah akses internet. Ini adalah masalah yang perlu kita carikan solusinya, baik melalui kebijakan kampus ataupun dengan penyediaan materi yang dapat diakses secara offline,” ujar Muhammad Zaki, M.Pd..
Selain itu, dalam rapat ini juga dibahas mengenai inovasi yang dilakukan oleh beberapa dosen dalam meningkatkan interaktivitas kelas, seperti penggunaan aplikasi kuis daring untuk evaluasi harian dan metode flipped classroom yang dinilai meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Masukan Mahasiswa: Beban Tugas dan Keterlibatan dalam Diskusi
Perwakilan mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memberikan masukan terkait pelaksanaan perkuliahan. Salah satu isu yang diangkat oleh mahasiswa adalah beban tugas yang dianggap cukup berat, terutama dalam beberapa mata kuliah yang memiliki komponen praktikum. Mereka mengusulkan agar dosen dapat lebih bijak dalam memberikan tugas sehingga tidak membebani mahasiswa.
“Sebagai mahasiswa, kami memahami pentingnya tugas untuk meningkatkan pemahaman, tetapi ada beberapa momen di mana kami merasa terlalu banyak tugas yang diberikan dalam waktu yang hampir bersamaan. Kami berharap dosen bisa lebih mempertimbangkan jadwal pengumpulan tugas agar tidak memberatkan mahasiswa,” ujar salah satu perwakilan mahasiswa.
Di samping itu, mahasiswa juga menyampaikan apresiasi terhadap dosen yang sudah aktif melibatkan mereka dalam diskusi kelas. Beberapa mahasiswa merasa bahwa perkuliahan yang interaktif dan mendorong partisipasi aktif memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dibandingkan dengan perkuliahan yang hanya berfokus pada ceramah.
Tantangan dalam Perkuliahan Luring dan Praktikum
Pelaksanaan perkuliahan luring dan praktikum juga menjadi topik yang dibahas dalam rapat ini. Beberapa dosen dan mahasiswa mengungkapkan bahwa jadwal praktikum terkadang mengalami benturan dengan jadwal mata kuliah lain, sehingga menyulitkan mahasiswa untuk mengikuti praktikum secara maksimal.
Muahmmad Jarnawi, M.Pd, selaku Kepala Laboratorium dan mengampu praktikum, menyoroti bahwa kurangnya alat dan bahan di laboratorium juga menjadi kendala dalam pelaksanaan praktikum. Beberapa peralatan sudah usang dan memerlukan perbaikan atau penggantian, sehingga mahasiswa tidak dapat melakukan eksperimen secara optimal.
“Kami membutuhkan dukungan dari pihak fakultas dan universitas untuk memperbarui fasilitas laboratorium agar dapat menunjang pembelajaran praktikum secara lebih efektif,” ungkap Muahmmad Jarnawi, M.Pd.
Rencana Tindak Lanjut
Sebagai hasil dari rapat evaluasi ini, beberapa rencana tindak lanjut telah disepakati bersama. Salah satunya adalah peninjauan kembali jadwal praktikum dan perkuliahan agar tidak terjadi benturan, serta pengaturan beban tugas yang lebih seimbang. Selain itu, program studi juga akan berkoordinasi dengan fakultas terkait pengadaan peralatan laboratorium yang lebih memadai.
Program studi juga merencanakan pelatihan tambahan bagi dosen untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran daring dan luring. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dosen dalam mengelola kelas berbasis teknologi, sehingga mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan lebih baik, tanpa terkendala masalah teknis.
Di akhir rapat, Dr. Haeruddin menyampaikan harapannya agar hasil evaluasi ini dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga kualitas pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika terus meningkat. “Kami berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan demi kemajuan bersama, baik bagi dosen maupun mahasiswa,” tutupnya.